Kali ini saya akan membahas tentang Free format
photography, Sebenarnya tidak ada hal yang baru disini, teknik yang digunakan
hanyalah teknik tiling & stitching biasa (menyambung foto).
Hanya saja, konsep dalam penggunaan teknik ini adalah untuk “melompat” dari
penggunaan sensor yang lebih kecil, kepada sensor yang lebih besar. Pengguna
dapat menikmati hasil medium format, dari kamera dengan sensor lebih kecil,
seperti kamera berformat sensor APS.
Alasan logis dari penggunaan teknik ini tentu saja
untuk mendapatkan hasil maksimal, dengan budget yang sangat minimal, atau
dengan kata lain “pushing gear’s limit” membuat hasil melebihi
batas/limitasi yang dimiliki oleh gear/kamera.
Gear (kamera, lensa) tentu menjadi salah satu penentu & tools utama dalam menghasilkan gambar. Umumnya, mindset yang terbentuk pada masyarakat fotografi adalah, gear yang lebih mahal, lebih baik, akan menghasilkan gambar berkualitas lebih tinggi. Hal tersebut didukung juga oleh vendor dalam industri fotografi, dengan strategi pricing & segmentasi, dimana kamera sensor medium format, full frame 35mm, serta APS (atau lebih kecil) memiliki gap yang cukup jelas.
Gear (kamera, lensa) tentu menjadi salah satu penentu & tools utama dalam menghasilkan gambar. Umumnya, mindset yang terbentuk pada masyarakat fotografi adalah, gear yang lebih mahal, lebih baik, akan menghasilkan gambar berkualitas lebih tinggi. Hal tersebut didukung juga oleh vendor dalam industri fotografi, dengan strategi pricing & segmentasi, dimana kamera sensor medium format, full frame 35mm, serta APS (atau lebih kecil) memiliki gap yang cukup jelas.
Perihal ukuran sensor dalam fotografi (dan
videografi), Size does matter!! Tentu ada alasan mengapa kamera dengan
ukuran sensor lebih besar dihargai lebih mahal. Terlepas dari sisi cost
manufaktur, kamera dengan sensor lebih besar memiliki keunggulan, tidak hanya
pada “megapixel”.
Ukuran sensor seolah-olah menjadi jembatan yang harus ditebus dengan harga yang tidak murah. Dalam hal ini, free format dapat menjadi solusi sebagai jembatan antara format ukuran sensor tersebut, tanpa harus membayar mahal.
Ukuran sensor seolah-olah menjadi jembatan yang harus ditebus dengan harga yang tidak murah. Dalam hal ini, free format dapat menjadi solusi sebagai jembatan antara format ukuran sensor tersebut, tanpa harus membayar mahal.
Keunggulan Free Format
Konsep free format dalam aplikasinya memiliki berbagai keunggulan, tidak hanya dari sisi “kualitas”. Berikut beberapa keunggulan utamanya :
1. Karakter Image. Berbicara soal karakter, tentu saja sifatnya sangat kualitatif dan tidak ada rumusan pasti dalam definisi karakter. Namun ada beberapa hal yang bisa dijabarkan sebagai elemen dalam penentu karakter, yaitu Field of View (FoV) & Depth of Field (DoF). Kita bisa lihat secara jelas bahwa gambar yang dihasilkan kamera dengan ukuran sensor yang berbeda, memiliki perbedaan karakter yang kentara. Image dari kamera full frame, dengan kamera APS, walau menggunakan lensa yang sama, tentu berbeda karakternya, dan seterusnya. Hal ini yang membuat para pemilik kamera dengan sensor lebih kecil (misal, ukuran APS), sulit untuk mereplikasi atau mendapatkan karakter image dari kamera sensor ukuran lebih besar, misalnya full frame, apalagi medium format, semata-mata karena keterbatasan pada alat/kamera. Dengan mengadaptasi konsep free format, tentu hal tersebut dapat dihilangkan. Kini, pemilik kamera APS, dapat menikmati karakter image dari kamera bersensor lebih besar.
Konsep free format dalam aplikasinya memiliki berbagai keunggulan, tidak hanya dari sisi “kualitas”. Berikut beberapa keunggulan utamanya :
1. Karakter Image. Berbicara soal karakter, tentu saja sifatnya sangat kualitatif dan tidak ada rumusan pasti dalam definisi karakter. Namun ada beberapa hal yang bisa dijabarkan sebagai elemen dalam penentu karakter, yaitu Field of View (FoV) & Depth of Field (DoF). Kita bisa lihat secara jelas bahwa gambar yang dihasilkan kamera dengan ukuran sensor yang berbeda, memiliki perbedaan karakter yang kentara. Image dari kamera full frame, dengan kamera APS, walau menggunakan lensa yang sama, tentu berbeda karakternya, dan seterusnya. Hal ini yang membuat para pemilik kamera dengan sensor lebih kecil (misal, ukuran APS), sulit untuk mereplikasi atau mendapatkan karakter image dari kamera sensor ukuran lebih besar, misalnya full frame, apalagi medium format, semata-mata karena keterbatasan pada alat/kamera. Dengan mengadaptasi konsep free format, tentu hal tersebut dapat dihilangkan. Kini, pemilik kamera APS, dapat menikmati karakter image dari kamera bersensor lebih besar.
NIKON D90 + NIKOR AF-D 50MM f1.8
2. Resolusi. Tentu saja, pengguna teknik
ini dapat memperoleh keuntungan resolusi lebih tinggi, dengan
menggabungkan/stitch beberapa image menjadi satu. Resolusi output 40-50
Megapixel per image bukan hal yang sulit dicapai, bahkan resolusi hingga diatas
100 Megapixel kini bukan hal yang tidak mungkin didapat dari kamera bersensor
kecil (APS).
3. Fleksibilitas. Melalui proses tiling /
stitching, pengguna mendapatkan fleksibilitas dalam hal Field of View.
Penggunaan lensa tele, kini tidak terpaku hanya pada sudut sempit, atau dengan
kata lain lensa mendapatkan ekstra fleksibilitas dalam hal FoV sesuai dengan
format akhir yang dituju oleh pengguna. Contohnya, lensa 135mm adalah lensa
kategori medium tele pada kamera format APS, namun dengan mensimulasikan
penggunaan sensor 6x7, pengguna akan mendapatkan viewing angle mendekati lensa
normal dari lensa 135mm. Begitu pula dengan lensa lainnya, pengguna dapat
memfungsikan lensa 50mm sebagai lensa wide, dan seterusnya.
4. Low cost. Tidak perlu dijelaskan panjang
lebar. Berapa harga yang harus dibayarkan untuk membeli 1 set kamera medium
format digital? 100 juta? 300 juta? 500 juta? Bagaimana kalau dibawah 10 juta ?
Body kamera entry level dengan lensa manual yang murah meriah sudah sangat
cukup untuk mendapatkan kualitas kamera dengan sensor yang lebih besar dan
lensa yang lebih mahal.
5. Image performance. Satu hal yang bisa diperdebatkan, namun dengan teknik tiling/stitching, secara teknis pengguna dapat memperoleh peningkatan kualitas dari image yang dihasilkan, performance noise yang lebih baik, dan image yang lebih tajam. Bagaimana bisa, sensor yang digunakan kan tidak berubah? Dengan pengambilan gambar menggunakan tiling / stitching, kini fotografer dapat menurunkan resolusi pada saat pengambilan gambar. Kamera dengan resolusi 20 Megapixel, dapat diturunkan setting perekaman ke 6-10 Megapixel saja, karena dengan begitu pun image output yang dihasilkan masih memiliki resolusi sangat besar (40-50 Megapixel). Dengan menurunkan resolusi saat capture, secara otomatis memberikan pixel pitch lebih besar pada sensor yang secara teknis dapat meningkatkan performa image.
5. Image performance. Satu hal yang bisa diperdebatkan, namun dengan teknik tiling/stitching, secara teknis pengguna dapat memperoleh peningkatan kualitas dari image yang dihasilkan, performance noise yang lebih baik, dan image yang lebih tajam. Bagaimana bisa, sensor yang digunakan kan tidak berubah? Dengan pengambilan gambar menggunakan tiling / stitching, kini fotografer dapat menurunkan resolusi pada saat pengambilan gambar. Kamera dengan resolusi 20 Megapixel, dapat diturunkan setting perekaman ke 6-10 Megapixel saja, karena dengan begitu pun image output yang dihasilkan masih memiliki resolusi sangat besar (40-50 Megapixel). Dengan menurunkan resolusi saat capture, secara otomatis memberikan pixel pitch lebih besar pada sensor yang secara teknis dapat meningkatkan performa image.
Mungkin sekian dlu bahasan tentang free format photography, posting selanjutnya akan saya bahas tekhnik untuk bermain Free format photography.
0 Comment to "FREE FORMAT PHOTOGRAPHY teknik tiling & stitching"
Post a Comment